Blogger templates

Minggu, 01 Juli 2012

Berapa Kali Liburan Dalam Setahun?

Berapa kali sewajarnya kita pergi berlibur dalam setahun? Berikut ini tiga ilustrasi jawaban orang.

Sinta : Dua kali (Satu dalam negeri, satu luar negeri).
Lona : Tidak sama sekali.
Tya   : Wuii, tiap 3 bulan pasti harus berlibur.

Kalau Anda bagaimana? Apakah Anda tergolong seperti Sinta? Atau Lona dan Tya?

Dilihat dari kacamata seorang perencana keuangan, jawaban yang tepat bergantung pada kesehatan keuangan seseorang untuk pergi berlibur. Untuk lebih jelasnya, mari kita bedah satu-satu kondisi keuangan ketiga ilustrasi di atas.

Sinta
Sinta dapat pergi berlibur dua kali setahun karena memang sudah merencanakannya jauh-jauh hari. Ketika mendapat bonus tahunan di bulan Februari, dia segera membuat rencana perjalanan berikut alokasi anggaran untuk pergi liburan di bulan Juli — saat anak-anak liburan sekolah. Dan satu lagi, liburan romantis bersama suami ke Thailand di bulan November.

Lona
Lona tidak berlibur sama sekali, karena kondisi keuangannya saat ini sangat buruk. Ia masih memiliki utang kartu kredit dan pinjaman yang menumpuk. Salah satu penyebab ia berutang justru liburan tak terencana dan menggila, yang dilakukannya tahun lalu.

Akibat tergiur tiket murah dari beberapa maskapai, Lona kalap dan asal menggesek kartu kredit. Memang rasanya puas bisa mendapat tiket murah, tetapi dia lupa bahwa liburan tidak cukup dengan tiket pesawat. Bagaimana dengan biaya hotel, makan, transportasi, belanja, dan oleh-oleh? Dari mana uangnya?

Menggesek kartu kredit lagi? Bisa sih, tapi ujung-ujungnya pulang liburan malah tambah stres karena tagihan. Tidak mampu bayar seluruh tagihan sampai lunas, akhirnya hanya membayar cicilan minimum. Sehingga terjadilah utang bertumpuk (karena bunga dari utang kartu kredit yang tidak dibayar lunas akan dikenai bunga berbunga sebesar 30-40 persen per tahun).

Jadi tak ada pilihan lain, Lona melakukan DIET LIBURAN tahun ini. Hingga masalah utangnya perlahan-lahan terselesaikan.


Tya, lajang, usia 30 tahun, pekerjaan oke, gaji oke banget, tak punya utang konsumtif yang menumpuk. Jadi wajar dan sangat boleh Tya berlibur setiap tiga bulan. Toh, uangnya ada. Di usianya yang sudah cukup mapan, dan belum memiliki keluarga, tentunya sisa gaji setiap bulan lumayan besar.

Karena seorang lajang tidak perlu membayar pengasuh bayi, bayar ini-itu untuk keperluan anak.

Setiap bulan Tya rajin menyisihkan uang di rekening khusus. Jadi ia tidak pernah merasa bersalah saat harus pergi berlibur empat kali setahun karena memang sudah mempersiapkan dananya dengan baik sekali.

Mungkin banyak orang akan merasa iri, aduh enak banget ya hidup Tya. Berlibur empat kali setahun — dan foto-fotonya di media sosial keren-keren.

Nah, ingat. Jangan mudah iri kepada liburan orang, dan ingatlah kondisi keuangan sendiri. Esensi pergi berlibur dan menikmati hidup adalah melepas stres. Bila berlibur dengan anggaran pas-pasan (apalagi ditambah utang), yang ada pulang liburan justru semakin stres.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar